Jumat, 01 Januari 2010

Referensi, Masih Perlukah?

Saat menyusun CV, seringkali kita mencantumkan referensi kerja. Biasanya, kita memilih atasan langsung atau sosok lain yang dianggap berpengaruh. Sebenarnya, pencantuman referensi ini betul-betul diperlukan, ataukah hanya formalitas? Dan seberapa besar sih pencantuman referensi ini akan menentukan kelolosan Anda di perusahaan yang baru?

Meskipun ada beberapa perusahaan yang tidak memanfaatkan ketersediaan referensi, tidak berarti hal ini merupakan sesuatu yang tidak berguna. Referensi tetaplah penting, menurut Paul W. Barada, presiden Barada Associates Inc., firma yang menyediakan jasa layanan screening pra employment untuk perusahaan-perusahaan besar di Amerika seperti Emmis Communications Corp. dan Acorda Therapeutics Inc. Selain membubuhkan kinerjanya di perusahaan yang lama, beberapa pelamar juga mencantumkan pencapaian akademis dan surat kepercayaan, untuk mendapatkan peluang memenangkan kompetisi.

Dengan persaingan yang semakin ketat dalam lapangan kerja yang makin terbatas, perusahaan dituntut untuk menghubungi orang yang direferensikan oleh si pelamar dengan cermat. Ingat, hanya karena Anda tidak mendengar berita apa pun dari orang yang Anda jadikan rujukan, tidak berarti ia tidak pernah dihubungi. Seorang rekan Kompas.com, Andre (bukan nama sebenarnya), pernah menjelaskan apa adanya kualitas kerja bawahannya yang melamar ke perusahaan lain. Kebetulan, Andre mengenal dengan baik atasan di perusahaan dimana bawahannya melamar. Hasilnya, sang bawahan tidak diterima di perusahaan tersebut, tanpa mengetahui bahwa atasannya tidak berpihak padanya.

Dalam menentukan referensi, penting bagi Anda untuk memilih sosok yang memang mengetahui dengan baik kemampuan Anda, dan apa prestasi Anda. Masalah yang sering dilihat Barada adalah pencari kerja yang mencantumkan referensi yang justru tidak pernah bekerja bersamanya. "Misalnya, bisakah teman main golf Anda tahu bagaimana gaya manajemen diri Anda, atau tanggung jawab kerja Anda?" katanya.

Bahkan seorang fresh graduate juga mencantumkan referensi dalam daftar riwayat hidupnya. Menurut Susetyo, kepala HRD di sebuah perusahaan swasta, pelamar fresh graduate biasanya mencantumkan nama dosennya, atau dosen pembimbingnya. Jika pelamar sudah pernah bekerja, referensi yang ditunjuk umumnya atasannya langsung. Susetyo biasanya tak akan menghubungi jenis referensi seperti ini. "Kami mengandalkan wawancara langsung dengan pelamar, yang diikuti dengan tes secara teknis untuk mengukur kualitas kerjanya. Kalau pun memerlukan referensi, kami biasanya menghubungi HRD di perusahaan pelamar, dan itu hanya untuk melihat apakah konduitenya baik," ujar Susetyo, sambil menambahkan bahwa pelamar yang mencantumkan atasannya untuk referensi biasanya sudah berkompromi lebih dulu untuk menyampaikan yang baik-baik saja.

Beda perusahaan, mungkin beda pula tata caranya. Barada mengatakan, perusahaan biasanya akan memilih untuk menghubungi mantan supervisor pelamar, rekan kerja, bahkan bawahannya, yang memang pernah bekerja bersama selama bertahun-tahun.

Kesalahan lain yang dilakukan pelamar adalah tidak memberitahukan orang yang ditunjuknya, bahwa ia dicantumkan sebagai referensi. Anda tentu tak ingin orang yang Anda tunjuk itu gelagapan saat ditodong telepon dari sebuah perusahaan yang menanyakan kemampuan kerja Anda, bukan? Jika Anda memang berniat memasukkan atasan dalam daftar referensi, kirimkan email kepadanya bahwa Anda memintanya untuk menjadi rujukan. Sertakan juga job description Anda untuk mengingatkan atasan mengenai tugas dan tanggung jawab Anda di perusahaan yang lama, serta pencapaian yang pernah Anda buat. Dengan menyediakan informasi yang diperlukan, orang yang Anda tunjuk akan lebih siap ketika dihubungi.

Referensi terbaik, menurut Bob Daugherty, kepala departemen recruitment di PricewaterhouseCoopers, Amerika, adalah orang-orang yang bekerja untuk perusahaan dimana Anda ingin bergabung. "Resume dan surat lamaran harus kuat, dan pelamar seharusnya masih memiliki beberapa referensi yang penting, namun hubungan networking inilah yang benar-benar penting dalam menentukan kelolosan Anda," katanya.

Daugherty mengatakan bahwa kemampuan networking lebih penting daripada yang Anda kira. Di PricewaterhouseCoopers, lebih dari 40 persen karyawan direkrut berdasarkan hubungannya dengan karyawan di perusahaan tersebut. Jika Anda belum memiliki koneksi di perusahaan tujuan, carilah referensi lain dari orang-orang dalam jaringan Anda.

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda